Minggu, 24 Mei 2015

Mereka Juga Pantas atas Kebahagiaan

      GORESAN TINTA
DI SECARIK KERTAS PUTIH 



Sebuah Puisi dari sebuah rasa iba, memandangi terik panas nya sang surya yang serasa memanggang manusia-manusia yang melintas di bawah nya.
Tak ada yang lain yang bisa dilakukan, tanpa ada putus asa. karena harta dan tahta takkan datang tanpa adanya usaha.
makhluk-makluk kecil itu pun ikut ambil bagian, dari kerasnya kehidupan jalanan.
Tak peduli apa pun dilakukan, demi untuk sesuap makan.
Hidup ini keras, butuh perjuangan jika ingin kebahagiaan.
tapi perjuangan tak pernah ja janjikan kesenangan, tapi ku yakin hidup tak ada yang sia-sia.
tetaplah berjalan sampai nanti, tetaplah berusaha dan jangan putus asa.
yakin lah bahwa rahasia dan rencana yang kuasa tiada yang sia-sia.
yakin lah bahwa rahasia dan rencana sang pencipta jauh lebih indah dari segalanya.




 Selimut Debu
Karya : Zelin Resiana
                                                 
Lampu merah menunggunya
Merahnya lampu jadi kesempatan
Dengan sebeban koran dipelukan
Berjalan tertatih di sudut badan jalanan
            Mentari sinarnya tak sepanas kemarin
            Tapi kaki serasa meringis pijakkan panasnya aspal kehidupan
            Namun,
Tok
tok
tok...
            Sepasang mata indah itu menatap
Sinarnya menampakkan sebuah harapan
            Tahan panasnya hati, berharap beberapa koran di beli
            Walau aku hanya sendalkan telapak kaki
            Tapi hidupku tak boleh sesal tertinggal                      

Siang berlari, malam pun terlewati
Badan-badan mungil pun bermimpi
Serasa tidur dikasur empuk hotel berbintang tujuh
Badan letih tak sadar lagi, sungguh nyenyak                                  

            Plaaakkk. . . . . .
            Uhh. . . nyamuk menggigit nya
            Terbangun dari tidur nya
            Tersadar dari mimpi nya
            Pun menetes air mata nya
            Bukan tidur berselimut sutra
            Tidur di badan jalan berselimut DEBU. . . . .
Terkadang batin nya pun sesekali meratap
Ibu. . engkau dimana ? Ayah. . engkau dimana ?
Tak sanggup daku berselimut Debu
Ajak aku kemana pun tempat mu. .
Ya Tuhan, Kabul kan do’a ku.
            Seperti nya mereka butuh jawaban
            Dari sang Penguasa. . . .




 Mereka pun pantas atas kebahagiaan.

Mereka Punya Harapan, ya sama seperti kita.




Mereka punya Cita-cita, ya sama seperti kita.



Mereka pun ingin Kebahagiaan,
Tak ubahnya dari kita


Aku, kamu, mereka.